Apa itu psikiatri lansia?
Psikiatri lansia adalah cabang ilmu psikiatri yang berfokus pada pemeriksaan, penegakkan diagnosis, penanganan, serta pencegahan gangguan jiwa pada lansia yang berusia lebih dari 65 tahun. Spesialisasi ini juga dikenal dengan istilah psikiatri geriatri atau psikogeriatri.
Studi global menunjukkan bahwa hampir dua dari sepuluh lansia di dunia mengalami depresi, sekitar satu dari enam mengalami kecemasan, dan lebih dari satu dari sepuluh mengalami stres. Di Indonesia sendiri, belum ada data nasional yang lengkap mengenai gangguan mental pada lansia, namun sebuah penelitian menemukan bahwa depresi pada lansia mencapai 16,3%, jauh lebih tinggi dibandingkan prevalensi depresi pada populasi umum yang hanya 6,1%.

Mengapa kita perlu spesialisasi psikiatri kelompok lansia?
Populasi lansia semakin bertambah
Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa pada tahun 2024 usia hidup manusia mencapai usia 73.3 tahun. Angka harapan hidup ini meningkat sebesar 8,4 tahun dibandingkan tahun 1995. Jumlah populasi usia lebih dari 60 tahun di seluruh dunia diperkirakan meningkat dari 1,1 miliar di tahun 2023 menjadi 1,4 miliar pada tahun 2030 dan 2,1 miliar pada tahun 2050.
Fenomena peningkatan populasi lansia tidak hanya terjadi di negara maju, namun juga terjadi di negara berkembang. Hal ini disebabkan karena pesatnya kemajuan ekonomi, sosial, dan Kesehatan sehingga angka kematian semakin menurun dan sebagian besar populasi dunia memiliki usia yang lebih panjang.
Terjadi perubahan kondisi biologi dan psikososial pada lansia
Perubahan biologis yang terjadi pada lansia, antara lain:
- Penurunan bertahap dungsi tubuh yang dipengaruhi genetic dan lingkungan
- Penurunan bertahap dungsi tubuh yang dipengaruhi genetic dan lingkungan
- Sistem imunitas menurun sehingga rentan mengalami infeksi dan kanker
- Penurunan massa dan kekuatan otot
- Peningkatan lemak tubuh
- Penurunan tinggi badan yang disebabkan oleh pemendekkan column spinal
- Kulit lebih berkerut, penurunan produksi kelenjar keringat dan lemak subkutan
- Penurunan laju filtrasi ginjal, inkontinensia, pembesaran prostat, lubrikasi vagina berkurang
- Penurunan fungsi indra penglihatan, pembau, pengecap,sentuhan, pendengaran
- Membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar, namun masih mampu belajar
- Penurunan kecepatan motorik
- Penurunan kemampuan mengingat sederhana
- Penurunan berat otak
- Penurunan elsatisitas katup jantung, gangguan homeostasis tekanan darah
- Penurunan aliran darah ke usus, penurunan produksi kelanjar liur, konstipasi
- Penurunan kadar estrogen (wanita) dan progresteron, penurunan toleransi glukosa
- Penurunan refleks batuk
Perubahan psikososial yang dapat terjadi pada lansia, antara lain:
- Berisiko mengalami kesepian (loneliness)
- Penyakit yang dialami atau kondisi fisik yang melemah
- Berduka atas keluarga atau teman sebaya yang meninggal
- Mendapatkan diskriminasi atau penolakan dari orang lain
- Sudah pensiun sehingga mencemaskan kondisi keuangan dan self-esteem lebih turun
- Menjadi pelaku rawat untuk keluarga
- Khawatir merepotkan dengan pasangan, anak, menantu, atau cucu
Perubahan-perubahan biologis dan psikososial ini membuat lansia membutuhkan pendekatan khusus dalam pemeriksaan psikiatri dan tatalaksana gangguan mental (psikoterapi dan atau obat) pada populasi lansia dibandingkan populasi umumnya.
Pendampingan dan Dukungan Keluarga
Gangguan mental pada lansia dapat memperburuk penyakit fisik dan meningkatkan biaya dan durasi perawatan. Selain itu, masalah mental juga memberikan mempersulit lansia dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, mengurangi kemandirian, autonomi, dan kualitas hidup lansia, bahkan berpengaruh terhadap kesejahteraan anggota keluarga lainnya.
Oleh sebab itu gangguan mental pada lansia perlu dikenali dan dinilai secara tepat untuk mendapat tatalaksana yang tepat.
Jenis-jenis Gangguan Mental pada Lansia

Gangguan mental yang sering ditemukan pada kelompok lansia, antara lain:
- Demensia
Lansia dengan demensia mengalami penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir sehingga sulit menjalani aktivitas sehari-hari. - Delirium
Delirium pada lansia ditandai dengan kebingungan mendadak, sulit berkonsentrasi, dan perubahan kesadaran yang cepat. - Gangguan depresi
Depresi pada lansia dapat muncul sebagai rasa sedih berkepanjangan, hilangnya minat, hingga menurunnya kualitas hidup. - Gangguan cemas
Lansia dengan gangguan cemas sering merasa khawatir berlebihan yang bisa memengaruhi kesehatan fisik maupun mental. - Skizofrenia
Walau jarang, lansia dengan skizofrenia dapat mengalami halusinasi, delusi, serta kesulitan bersosialisasi. - Penyalahgunaan obat atau zat
Pada lansia, penyalahgunaan obat atau zat sering terkait penggunaan berlebihan obat resep atau alkohol yang membahayakan kesehatan.
Pendekatan dalam Penanganan Gangguan Psikiatri Lansia
Penanganan gangguan psikiatri pada lansia dapat dibagi menjadi dua: terapi tanpa obat dan terapi berbasis obat.
Terapi tanpa obat (psikoterapi):
Biasanya menjadi langkah pertama untuk membantu mengatasi masalah psikologis pada lansia. Bentuk psikoterapi yang dapat diberikan antara lain psikoterapi suportif, psikoterapi interpersonal, reminiscence therapy, dan terapi kognitif perilaku. Jenis terapi disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
Terapi berbasis obat:
Jika psikoterapi saja tidak cukup, psikiater dapat memberikan pengobatan. Pada lansia, pemberian obat harus dilakukan dengan pertimbangan khusus karena adanya perubahan fungsi tubuh, misalnya penurunan fungsi ginjal dan hati. Obat biasanya diberikan mulai dari dosis rendah dan ditingkatkan perlahan sesuai kebutuhan. Selain itu, penggunaan banyak obat sekaligus (polifarmasi) sebaiknya dihindari untuk meminimalkan risiko efek samping.
Perjalanan sehat mental lansia adalah hadiah indah untuk keluarga
Temukan pentingnya psikiatri lansia dan tingkatkan kualitas hidup anda atau orang yang anda cintai dengan panduan dari Dr. Maria V. Prescillia Hartanuh, SP.KJ.
- Evaluasi Kesehatan Mental
- Penanganan Gangguan Memori
- Manajemen Psikologis Lanjut Usia
- Terapi Psikososial yang Tepat
- Sesi konsultasi untuk keluarga

Sumber
Handajani, Y. S., Schröder-Butterfill, E., Hogervorst, E., Turana, Y., & Hengky, A. (2022). Depression among older adults in Indonesia: Prevalence, role of chronic conditions and other associated factors. Clinical Practice & Epidemiology in Mental Health, 18, e174501792207010. https://doi.org/10.2174/17450179-v18-e2207010
World Health Organization & World Psychiatric Association. (1996). Psychiatry of the elderly: A consensus statement (WHO/MNH/MND/96.7). Geneva: WHO. Retrieved August 23, 2025, from https://iris.who.int/bitstream/handle/10665/63623/WHO_MNH_MND_96.7_eng.pdf
World Health Organization. (n.d.). Population ageing: Q&A. WHO Newsroom. Retrieved August 23, 2025, from https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/population-ageing
World Health Organization. (n.d.). Ageing and health. WHO Fact sheet. Retrieved August 23, 2025, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ageing-and-health
World Health Organization. (n.d.). Mental health of older adults. WHO Fact sheet. Retrieved August 23, 2025, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-of-older-adults
Sadock, B. J., Sadock, V. A., & Ruiz, P. (2015). Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioral Science/Clinical Psychiatry (11th ed., pp. 1334–1351). Philadelphia: Wolters Kluwer.
de Mendonça Lima, C. A., & Ivbijaro, G. (2013). Mental health and wellbeing of older people: Opportunities and challenges. Mental Health in Family Medicine, 10(3), 125–127. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3822658/
Badan Pusat Statistik (Statistics Indonesia). (2023, December 29). Statistics of Aging Population 2023. Retrieved August 23, 2025, from https://www.bps.go.id/en/publication/2023/12/29/5d308763ac29278dd5860fad/statistics-of-aging-population-2023.html
Jalali, A., Ziapour, A., Karimi, Z., et al. (2024). Global prevalence of depression, anxiety, and stress in the elderly population: A systematic review and meta-analysis. BMC Geriatrics, 24, 809. https://doi.org/10.1186/s12877-024-05311-8
